-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pemuda dalam Naungan Islam

Monday, 30 May 2016 | May 30, 2016 WIB | 0 Views Last Updated 2020-07-29T01:32:04Z
Pemuda dalam Naungan Islam
Masa muda merupakan masa keemasan bagi manusia. Karna pada masa ini manusia memiliki kekuatan dan semangat yang tinggi serta sangat menggelora. Ini merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah Swt sehingga harus di manfaatkan sebaik-baiknya. Nikmat ini juga yang nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Swt di akherat kelak. Sesuai dengan hadits Rasulullah Saw yang berbunyi: “Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya
 
Namun masa muda memiliki banyak sekali cobaan, banyak godaan yang menghadang dan anak muda sangat mudah untuk terjerumus ke jalan yang salah.Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwanya, yang ini sering menyebabkan dia mengalami keguncangan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut.
Di sinilah agama islam sangat berperan penting, agama islam memberi tuntunan pada anak muda agar tidak terjerumus pada jalan yang salah. Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini.
Karena itulah, banyak ayat Al-Quran dan Al-Hadits yang menyuruh kita untuk membina pemuda, agar mereka memilikia aqidah yang lurus dan akhlak yang mulia. Jika pemuda baik, maka insyaAllah Negara dan agama juga akan menjadi baik, karna penopang paling kuat adalah pemuda.
Pemuda sendiri di janjikan oleh Allah naunngan yang pada hari kiamat tidak ada naungan yang dapat menaung kecuali naungan Allah, seperti dalam hadits Rasulullah Saw: “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …” (H.R. al-Bukhari (no. 1357) dan Muslim (no. 1031).
Allah juga menyukai pemuda yang tidak menurutkan hawa nafsunya, seperti dalam hadits: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah”(H. R. Ahmad (2/263), ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabir” (17/309)
Maksud dari shabwah adalah pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.
Inilah sosok pemuda muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri nikmat besar yang Allah Ta’ala anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Ini tentu merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan pahala dan keutamaan besar baginya.
Bimbingan Islam untuk meluruskan akhlak para pemuda.
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin berkata, “Sesungguhnya sebab-sebab (yang mendukung terjadinya) penyimpangan dan (banyak) masalah (di kalangan) para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar pada fisik, pikiran dan akalnya. Karena masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya). Oleh karena itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk menuntun ke jalan yang lurus
Kemudian syaikh al-‘Utsaimin menjelaskan sebab-sebab yang harus ditempuh untuk memperbaiki ahklak para pemuda berdasarkan petunjuk agama Islam, di antaranya adalah:
1.      Memanfaatkan waktu secara maksimal
Waktu luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan berbuat. Jika diri manusia tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku, akalnya akan buntu dan aktifitas dirinya akan lemah, sehingga hatinya akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran buruk, yang terkadang akan melahirkan keinginan-keinginan buruk
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,
“Ada dua nikmat (dari Allah Ta’ala) yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia (yaitu) kesehatan dan waktu luang” (H. R. al-Bukhari (no. 6049).
Untuk mengatasi hal ini, hendaknya seorang pemuda berupaya (untuk mengisi waktu luangnya) dengan kegiatan yang cocok (dan bermanfaat) untuknya, seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya, untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbuat (kebaikan) untuk dirinya dan orang lain.
2.      Memilih Teman Bergaul yang Baik
Hal ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para pemuda. Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,
 Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”. (H.R. Abu Dawud (no. 4833), at-Tirmidzi (no. 2378) dan al-Hakim (4/189)
Dalam hadits lain, beliau shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli (minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya”. ( H.R. al-Bukhari (no. 5214) dan Muslim (no. 2628).
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan duduk dan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan tingkah lakunya, karena pengaruh baik yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka, sekaligus menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan pelaku maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka. (Lihat kitabSyarhu shahiihi Muslim” (16/178) danFaidhul Qadiir” (3/4).

Oleh karena itu, hendaknya seorang pemuda berusaha mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal, agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka hendaknya seorang pemuda menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.
3.      Memilih Sumber Bacaan yang Baik dan Bermanfaat
Sebaiknya pemuda menghindari untuk membaca bacaan yang kurang bermanfaat seperti status medsos yang tidak jelas, buku yang tidak membawa faedah, dan sebagainya. Dan di ganti dengan buku-buku yang menambah wawasan semakin luas dan membawa kebaikan baik untuk dunia dan akherat.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shallallahualaihi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlus sunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam ini.

Muhammad Syahid
×
Berita Terbaru Update