Bagi generasi yang sebelum era
milenial pasti masih akrab dengan nama Pangeran Muhammad Noor. Ya Nama beliau
diajarkan di sekolah, mulai tingkat SD hingga SMA sebagai pencetus pembuatan
proyek Sungai Barito yang salah satu gagasannya adalah pembangunan PLTA Riam
Kanan di Kalimantan Selatan.
Pangeran Muhammad Noor dilahirkan tanggal 24 Juni 1901 di Martapura dari sebuah keluarga bangsawan Banjar. Ia berhasil meraih gelar Insinyur di Sekolah Teknik Tinggi di Bandung pada tahun 1927 setahun setelah Ir. Soekarno - Presiden RI pertama meraih gelar yang sama.
Ketika menjabat Menteri Pekerjaan Umum pada 1945 hingga 1946, Ia menggagas Proyek Sungai Barito dan berhasil merealisasikan pembangunan PLTA Riam Kanan serta pengerukan Ambang sungai Barito. Sekarang PLTA itu diabadikan dengan nama beliau menjadi PLTA P-M Noor. Ia juga termasuk anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia – PPKI yang kemudian diangkat sebagai Gubernur Kalimantan pertama pasca Indonesia merdeka.
Pemerintah Republik Indonesia pada 8 November tahun 2018 lalu akhirnya menyematkan gelar Pahlawan Nasional kepada Pangeran Muhammad Noor, melalui seremoni yang dilaksanakan di Istana Negara – Jakarta dan dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi. Walikota Banjarmasin – Ibnu Sina mengaku bangga atas penyematan gelar tersebut dan menjadi kado indah bagi warga Kalimantan Selatan pada peringatan Hari Pahlawan 10 November ditahun 2018 tersebut.
Meski dinilai terlambat, namun penetapan Pangeran Muhammad Noor yang dianggap merupakan hutang sejarah yang akhirnya terbayarkan lunas. Mengingat anak buah beliau seperti Tjilik Riwut dan Hasan Baseri, telah lebih dulu ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Kiprah besar Pangeran Muhammad Noor dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan membangun Kalimantan, sudah seharusnya menjadi motivasi bagi generasi muda di Kalimantan Selatan.
Bukti bahwa urang Banua juga dapat menempuh pendidikan tinggi dan berkontribusi bagi bangsa dan negaranya terlebih di era milenial yang dapat menjadi titik balik bagi generasi muda untuk terus membangun negeri dengan penuh semangat. Seperti semangat hidup Gubernur Pertama Kalimantan di akhir hayatnya yaitu “Teruskan! Gawi kita balum tuntung!
(wikipedia)