Jukung Tradisonal, Bukan Sekedar Nama

Ahmad Sidik
By -


Sorak sorai suara masyarakat Banjarmasin berderu kencang dikala menyaksikan ajang perlombaan jukung tradisonal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin di Sungai Martapura - Banjarmasin, belum lama ini. Suasana ramai siring Martapura saat itu, memecah hiruk pikuk suasana Kota / setelah sepekan padat dengan aktivitas. 

Dengan berbagai macam warna, puluhan jukung berisikan lima orang pendayung bersiap dan berjejer, menunggu aba-aba dimulainya perlombaan. Setelah bendera start dikibarkan, dengan sekuat tenaga para pendayung mengayuh jukungnya, berlomba mencapai garis finish.

Perlombaan jukung tradisional itu digelar untuk memperingati Hari Jadi Kota Banjarmasin. Setidaknya terdapat puluhan kelompok peserta lomba, yang berasal dari Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Barito Kuala. Melalui ajang perlombaan ini, diharapkan dapat mengasah kemampuan para pendayung di Kalimantan Selatan, untuk menghadapi ajang lomba jukung tingkat Nasional nantinya.

Menurut Ketua KONI Banjarmasin, prestasi para pendayung di Kalimantan Selatan khususnya di Banjarmasin, masih sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan masih rendahnya perhatian dari Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi pelatihan pendayung. Untuk itu ia berharap pemerintah kota dapat lebih memperhatikan eksistensi pendayung Banjarmasin. Karena sebagai kota yang berjuluk kota seribu sungai, sudah sepantasnya pendayung jukung asal Banjarmasin berprestasi.

Menanggapi hal tersebut, DPRD Banjarmasin berkomitmen akan mengalokasikan anggaran untuk pembinaan dan pelatihan, untuk pendayung di kota ini. Sehingga para pendayung dari Banjarmasin, dapat bersaing dengan daerah lainnya. Selain itu, kesejahteraan para pendayung Banjarmasin berprestasi juga akan lebih dijamin.

Sudah sepantasnya jukung dan alat transportasi air lainnya / terus menghiasi bantaran sungai Martapura. Sehingga ikon kota sungai yang melekat di kota ini, bukan hanya sekedar nama saja.