Sorak
sorai suara masyarakat Banjarmasin berderu kencang dikala menyaksikan ajang
perlombaan jukung tradisonal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota
Banjarmasin di Sungai Martapura - Banjarmasin, belum lama ini. Suasana ramai
siring Martapura saat itu, memecah hiruk pikuk suasana Kota / setelah sepekan padat
dengan aktivitas.
Dengan
berbagai macam warna, puluhan jukung berisikan lima orang pendayung bersiap
dan berjejer, menunggu aba-aba dimulainya perlombaan. Setelah bendera start
dikibarkan, dengan sekuat tenaga para pendayung mengayuh jukungnya, berlomba
mencapai garis finish.
Perlombaan
jukung tradisional itu digelar untuk memperingati Hari Jadi Kota Banjarmasin. Setidaknya terdapat puluhan kelompok peserta lomba, yang berasal dari Kota Banjarmasin,
Kabupaten Banjar dan Barito Kuala. Melalui ajang perlombaan ini, diharapkan
dapat mengasah kemampuan para pendayung di Kalimantan Selatan, untuk
menghadapi ajang lomba jukung tingkat Nasional nantinya.
Menurut Ketua KONI Banjarmasin, prestasi para pendayung
di Kalimantan Selatan khususnya di Banjarmasin, masih sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan masih rendahnya perhatian dari Pemerintah Daerah dalam
memfasilitasi pelatihan pendayung. Untuk itu ia berharap pemerintah kota
dapat lebih memperhatikan eksistensi pendayung Banjarmasin. Karena sebagai
kota yang berjuluk kota seribu sungai, sudah sepantasnya pendayung jukung asal
Banjarmasin berprestasi.
Menanggapi
hal tersebut, DPRD Banjarmasin berkomitmen akan mengalokasikan anggaran untuk
pembinaan dan pelatihan, untuk pendayung di kota ini. Sehingga para
pendayung dari Banjarmasin, dapat bersaing dengan daerah lainnya. Selain itu, kesejahteraan para pendayung Banjarmasin berprestasi juga akan lebih dijamin.
Sudah
sepantasnya jukung dan alat transportasi air lainnya / terus menghiasi bantaran
sungai Martapura. Sehingga ikon kota sungai yang melekat di kota ini, bukan
hanya sekedar nama saja.