Salah satu goncangan yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam kehidupan rumah tangga adalah adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pihak dari pasangan.
Perselingkuhan ini terjadi jika suami atau isteri yang telah terikat di dalam perkawinan menjalin hubungan dengan laki-laki atau wanita lain. Perselingkuhan ini sering berakhir pada perceraian. Dengan terjadinya perceraian tersebut maka hancurlah mahligai rumah tangga yang telah terbina. Sepertinya halnya yang terkandung dalam buku Doa Ibu karangan Sekar Ayu Asmara ini.
Buku
ini bercerita tentang keteguhan dan pengalaman hidup yang dialami Ijen sebagai
tokoh utama dalam buku ini. Keteguhan hati tersebut terkadang harus dapat
dipertahankan di tengah realita kehidupan yang silih berganti. Ijen harus dapat
mempertahankan segala sesuatu terlebih yang menyangkut kepercayaan dan pedoman
hidupnya. Ijen sebagai tokoh utama dalam buku ini juga memiliki kelebihan di
balik keteguhan hatinya, dia masih suka memikirkan nasib teman-temannya
meskipun dia sendiri hidup menderita karena harus menjalankan rutinitasnya
yaitu sebagai pelukis.
Kehidupan pelukis Ijen
banyak dihadang berbagai macam keanehan. Dimulai dari resepsi pernikahan
sahabatnya, Khaled. Dimana Sang Pengantin wanitanya Dewanti, menghilang begitu saja
dari pelaminan. Pencarian Dewanti membawa Ijen ke dalam perjalanan yang
membuatnya semakin sesat dalam ketidakpastian. Kehilangan membuat Khaled
khilaf dan memutuskan untuk bunuh diri. hingga akhirnya Khaled mengalami koma, Ijen telah berjanji pada sahabatnya itu untuk menemukan Dewanti. Namun
dalam pencariannya ia justru semakin menemukan keganjilan demi keganjilan. Ketiga
sahabat Ijen lainnya yaitu Rajiv, Giok Nio dan Cepol turut membantu Ijen dalam
mencari Dewanti. Namun, dalam pencarian itu Rajiv dan Cepol turut menghilang
begitu saja dengan misterius dan disaksikan sendiri oleh Ijen. Satu per satu
sahabatnya pun turut lenyap tak berbekas. Hmm membuat penasaran saja ya ?
Baca juga: Resensi Buku Mata Di Tanah Melus
Tak hanya tentang Ijen saja, buku ini juga menceritkan tentang aborsi dan perselingkuhan
dalam keluarga. kisah cinta seorang Madrin seorang Ibu yang baru saja ditinggal mati suaminya. Dan
kematian suaminya seakan membuka kunci rahasia-rahasia yang selama ini
disembunyikan suaminya. Di hari suaminya meninggal, seorang perempuan
beserta anak kecil datang melayat dan ternyata perempuan itu adalah selingkuhan
suami Madrim. Namun Sinta, anak Madrim tidak serta merta membenci Ibu tiri
dan adik tirinya itu. Sinta justru
menjalin hubungan dengan Asih adik seayahnya.
Jangan tertipu dengan judulnya, buku ini bukanlah cerita
religi. Dari covernya sudah jelas bahwa Doa Ibu akan menyajikan sesuatu yang
misterius. Selain itu, buku ini mendapatkan kategori dewasa , yang berarti ceritanya terlalu rumit untuk
dipahami anak-anak dibawah umur, kekerasan yang berlebih ataupun vulgar. Bahasa yang digunakan
tidak jarang indah dan puitis. Kalimat-kalimatnya tidak bertele-tele
melainkan kalimat yang digunakan singkat, jelas dan padat makna.
Baca Juga: Jukung Tradisional, bukan Sekedar Nama
Membaca kisah dalam buku
ini seperti membagi hati menjadi berbagai suasana. Dan ini sangat menarik. Ada kalanya penuh tanda tanya dan tak jarang merasa ngeri sendiri. sangat
layak untuk anda baca.
#sidikyasir