Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman berwisata alam dengan niat menikmati keindahan dari sisi yang lain yaitu kami mendaki salah satu bukit di daerah Riam Kanan yang bernama Bukit Matang Kaladan, ya bukit kecil yang tidak terlalu tinggi ini memiliki keistimewaan tersendiri. Tidak hanya itu bukit tersebut mudah di kunjungi karena berdekatan dengan pemukiman warga.
Selama pendakian ada seorang teman dia menanyakan tentang wisata menurut Islam, kata saya Rihlah yaa. Setelah itu dia bertanya apa itu Rihlah. Dari sanalah banyak pertanyaan, apa itu Rihlah? Nah, untuk menjawabnya saya berpikir untuk memberikan beberapa pengertian mengenai rihlah.
Dalam bahasa Arab kata Wisata yaitu Rihlah, Islam mengatur tujuan dan etika pada saat berwisata umtuk menikmati ciptaan Allah yang sangat indah di muka Bumi. Rihlah adalah Hajatun Basyariah (kebutuhan) karena sebagai manusia kita membutuhkan relaksasi baik terhadap jiwa maupun tubuh, relaksasi inilah yang disebut rihlah atau rekreasi. Rihlah juga cara yang efektif untuk menghemat biaya pengobatan, dan jangan bakhil untuk rihlah karena biaya yang kita keluarkan untuk rihlah adalah salah satu investasi jangka panjang untuk memelihara kesehatan sambil melihat kebesaran Allah bertambahlah keimanan kita.
Dr Abdul Hakam Ash-Sha’idi dalam bukunya berjudul
Ar-Rihlatu fi Islami, Islam membagi bepergian atau perjalanan dalam lima
kelompok: Bepergian untuk mencari
keselamatan seperti hijrah yaitu keluar dari negara yang penuh bid’ah atau
dominasi haram,
Bepergian untuk tujuan keagamaan seperti
menuntut ilmu, menunaikan ibadah haji, jihad di jalan Allah, berziarah ke
tempat-tempat mulia, mengunjungi kerabat atau saudara karena Allah, dan
bepergian untuk mengambil ibrah atau menegakkan kebenaran dan keadilan,
Bepergian untuk kemaslahatan duniawi seperti
mencari kebutuhan hidup, mencari nafkah,
Bepergian karena urusan kemasyarakatan seperti
menengahi pertikaian, menyampaikan dakwah, bermusyawarah, Bepergian untuk
kepentingan turisme atau kesenangan semata.
Dalam kehidupan manusia, Islam selalu menyerukan agar manusia dalam bepergian dan bergerak menghasilkan kebaikan dunia dan akhirat. Dari maksud tersebut, manusia akan mendapatkan nilai plus pada rihlah. Jadi bukan hanya kesenangan saja yang didapat dari rihlah itu tetapi pahala atau ganjaran dari Allah SWT juga akan diraih. Urusan seorang muslim bergerak dan berpindah-pindah untuk mendapatkan rezeki, menuntut ilmu, melaksanakan haji atau umrah, menjenguk kawan, menjenguk orang sakit dan sebagainya. Semua kegiatan tersebut bernilai ibadah jika tujuan dan niat berpergian dalam rangka mencari ridho Allah semata.
Islam membekali para penganutnya dengan berbagai etika rihlah. Antara lain bepergian atau perjalanan hendaknya dilakukan dengan niat Ikhlas karena Allah, berakhlak mulia, berhati-hati dan cermat, tidak mencampuri dengan kemasiatan, serta selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Demikian beberapa penjelasan mengenai berwisata atau Rihlah semoga artikel ini bermanfaat bagi umat Islam yang sering liburan untuk merelaksasikan pikirannya.
Oleh Muhammad Azhar (1301311356)