Tradisi batimung dapat menjaga kebugaran badan saat akan bersanding di pelaminan. Bahkan batimung juga mampu mempertahankan wangi tubuh dan menambah stamina. Mengingat, mempelai perumpuan kerap mengenakan pakaian adat, yang memiliki beban sangat berat, terutama dibagian kepala.
Tak hanya
mempelai perempuan, tradisi batimung juga dilakukan sebagian calon mempelai
laki-laki. Selain menjaga kebugaran tubuh, ritual ini juga dipercayai mampu mengobati penyakit.
Menurut Sejarahnya, tradisi betimung telah ada sejak ajaran islam menyebar di wilayah Kalimantan. Tradisi ini tidak ada hubungannya dengan ajaran hindu atau kebiasaan nenek moyang.
Awalnya tradisi ini hanya dilakukan oleh para bangsawan, karena memerlukan waktu dan biaya yang cukup mahal. Seiring berjalan waktu, tradisi batimung mulai diikuti kalangan masyarakat luas, karena dianggap baik dan tidak menyalahi ajaran agama.
Diera digital sekarang ini, batimung tidak hanya digunakan untuk menghadapi prosesi pernikahan. namun juga ditujukan untuk terapi pengobatan. Selain itu, batimung juga mulai dikenal dengan istilah SPA atau perawatan tubuh yang marak dijadikan sebagai usaha pencaharian masyarakat.
Terapi ini diyakini mampu mengobati berbagai penyakit, melalui keringat yang dikeluarkan dari tubuh.
Bahkan sebagian pelaku usaha, mengemas bahan-bahan untuk batimung dengan lebih praktis dan dijual secara online. Tentu semakin memudahkan bagi generasi sekarang untuk melakukan tradisi ini.
Tradisi batimung hingga saat ini masih dikenal kalangan masyarakat dan dijalankan dalam menghadapi prosesi kegiatan tertentu. Warisan tradisi ini akan terus bertahanjika kita sebagai generasi milenial ikut serta melestarikannya.