-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mandi Manujuh Bulanan, Antara Tradisi dan Kepercayaan

Monday, 8 June 2020 | June 08, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-09-29T16:32:00Z

Proses Mandi 
 
Masyarakat Adat Banjar memiliki tradisi bagi perempuan hamil pertama kali, Ketika usia kehamilan mencapai 7 bulan, maka diadakan upacara mandi-mandi yang disebut Mandi-mandi Manujuh Bulanan.
 
Biasanya untuk menolak bala dan mendapatkan keselamatan bagi si ibu dan jabang bayi yang dikandung. Kepercayaaan masyarakat Banjar orang hamil, suka diganggu mahluk halus yang jahat.

Halwatun Nisa, salah seorang warga Banjarbaru, juga turut menjalankan acara mandi 7 bulanan, untuk keselamatan jabang bayi melalui doa – doa yang dipanjatkan sejumlah warga.

Mandi 7 bulanan sendiri merupakan sebagai rangkaian acara kedua, setelah sebelumnya diselenggarakan selamatan 4 bulan. Yakni ditiupnya ruh oleh Malaikat kepada si janin didalam kandungan, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits shahih.

Menurut Halwa, Selain saran dari pihak keluarga, acara ini Ia jalankan semata-mata untuk turut melestarikan tradisi orang- orang terdahulu.


Upacara mandi 7 bulanan dilengkapi dengan hidangan 41 jenis wadai atau kue khas banjar, sebagai syarat menjalankan tradisi tersebut. Diantaranya bubur putih dan merah, cucur, karababan dan sesisir pisang mahuli.

Selain itu menurut Halwa, hidangan ini juga digantungkan di sekitar lokasi pemandian, yang diselingi dengan janur kuning yang telah dibentuk unik. Kemudian hidangan akan dibagikan dan disantap bersama, setelah prosesi upacara selesai.

Selain itu di tempat acara juga diletakkan guci tanah yang dibalut dengan kain satin kuning emas, sebagai tempat wadah kembang mayang kelapa untuk memandikan calon ibu bayi tersebut.

Ibu hamil yang diupacarakan akan menggunakan pakaian dan perhiasan indah, berupa untaian bunga melati yang berjuntai hingga setengah badan. Kemudian Ibu tersebut duduk di atas alas kain berlapis, sambil memangku sebuah tunas kelapa yang diselimuti kain kuning. 

Sementara kembang mayang yang sebelumnya diletakan dalam guci tanah diletakkan di atas kepala Ibu hamil dan disiram dengan air kelapa muda tiga kali berturut-turut dengan posisi mayang yang berbeda-beda.

Tradisi mandi 7 bulanan dilaksanakan secara Islami, namun tidak meninggalkan unsur kepercayaan lama. Tradisi ini merupakan kekayaan khasanah budaya Indonesia yang juga menjadi daya tarik wisatawan agar berkunjung ke Tanah Borneo, Banjar. (sd)

×
Berita Terbaru Update